Harga CPO Naik 2,5%, Mengekor Harga Minyak Lagi?

Harga CPO Naik 2,5%, Mengekor Harga Minyak Lagi?
A A A

Jakarta, acehtoday.com - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) naik pada perdagangan Kamis (30/4/2020). Sentimen positif yang datang dari kenaikan harga minyak mentah masih jadi pemicu penguatan harga komoditas andalan Negeri Jiran dan Indonesia ini.



Pada 11.18 WIB, harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) naik 51 ringgit atau menguat 2,51% ke RM 2.082/ton. Penguatan ini seiring dengan naiknya harga minyak mentah lebih dari 5%. Harga emas hitam melesat setelah Amerika Serikat (AS) merilis data persediaan minyak mentah mingguannya.



Berdasarkan data Agensi Informasi Energi (EIA) AS, persediaan minyak AS mingguan yang berakhir pada 24 April 2020 bertambah 9 juta barel. Kenaikan persediaan ini lebih rendah dari perkiraan analis yang meramal stok akan bertambah sebanyak 10,6 juta barel.

Kabar ini menjadi berita bagus yang mengangkat pasar minyak mentah yang sudah digempur berbagai sentimen negatif akibat anjloknya permintaan dan banjir pasokan di tengah pandemi Covid-19.  

Pandemi Covid-19 yang kini telah menginfeksi lebih dari 3 juta orang secara global memang membuat dinamika di pasar berubah. Banyak negara yang memilih opsi karantina wilayah (lockdown) untuk mengendalikan penyebaran virus. Upaya ini jelas menimbulkan serangkaian konsekuensi ekonomi yang besar.


Malaysia sebagai produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia juga menjadi salah satu negara yang mengimplementasikan kebijakan lockdown. Selama periode lockdown ekspor minyak sawit Malaysia ambles 41,7%. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia.

Reuters melaporkan, ekspor CPO dan minyak olahan kelapa sawit turun 636.847 ton selama periode 18 Maret - 14 April menjadi 890.331 ton dari tahun sebelumnya, kata menteri Mohd Khairuddin Aman Razali dalam sebuah pernyataan. Ekspor produk minyak sawit turun 34,8%, atau 793.257 ton, menjadi 1,49 juta ton pada periode yang sama.

Malaysia tengah memberlakukan pembatasan sosial hingga pertengahan Mei nanti. Pembatasan sosial ini mencakup penutupan sebagian besar aktivitas bisnis dan membatasi mobilitas publik. Namun untuk layanan penting termasuk industri kelapa sawit masih diizinkan untuk beroperasi walau dengan jumlah staf yang terbatas.

Walau ekspor Malaysia mengalami penurunan, ada sedikit kabar gembira dari Negeri Jiran. Mohd Khairuddin mengatakan kementerian telah mengidentifikasi pasar baru untuk memperkuat ekspor, termasuk Myanmar, Mesir, Djibouti, dan Uzbekistan. Perkiraan pasar untuk wilayah tersebut adalah 2 juta ton per tahun.[]

Sumber:CNBB

Komentar

Loading...