Mereka, Seperhero Kita dalam Melawan Covid-19

Oleh: Rahmatunnisa Salsabila Lubis (Mahasiswa Semester 2 Jurusan Statistika, Fakultas MIPA Universitas Syahkuala Banda Aceh)
COVID-19 sedang naik daun menjadi perbincangan dunia. Virus yang menjadi perhatian publik ini sangat berbahaya. Pasien yang terjangkit virus ini harus menjalani perawatan, ekstra dari tenaga medis. Tenaga medis menjadi orang pertama dan satu-satunya dalam membantu pasien positif Covid-19 yang tengah bertarung untuk melawan virus ini.
Seperti superhero dalam karakter fiksi, mereka pahlawan super yang dikenal memiliki kekuatan membasmi kejahatan. Mereka selalu melakukan tindakan hebat untuk kepentingan umum.
Pendemi Covid-19 yang sedang melanda dunia terutama Indonesia, tenaga medislah muncul menjadi pasukan garda terdepan yang harus siap melakukan tindakan cepat dan hebat terhadap masyarakat yang terserang wabah Covid-19.
Puja-puji itu lazim di alamatkan kepada mereka yang menjelma sebagai Superhero baru dalam masyarakat kita saat ini.
Kasus pertama virus Covid-19 di Indonesia menjadi sorotan dunia. Presiden Jokowi mengkonfirmasi adanya dua orang yang positif terjangkit virus Covid-19. Kasus tersebut menjadi perhatian dunia.
“Ada dua orang warga negara Indonesia yang positif virus Covid-19,” ujar Jokowi pada Senin 2 Maret 2020 lalu.
Terhitung sejak 2 Maret, sudah hampir 40 hari kita melewati perang dengan pandemi korona ini. Para tenaga medis yang menjadi garda terdepan rela mati demi menyelamatkan nyawa masyarakat yang terkena virus ini.
Mereka adalah orang yang paling rentan tertular virus Covid-19. Seperti yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK).
“Tenaga kesehatan memang merupakan kelompok paling rawan ditulari Covid-19 tersebut,” ujar dr. Ardiansyah Bahar.
Terkhusus untuk daerah Aceh sendiri data pasien yang positif masih cukup kecil dan terus bertahan menjadi kabar yang baik.
“Jumlah pasien yang dikonfirmasi positif COVID-19 di Aceh, sampai hari Rabu 8 April 2020 pukul 15.00 WIB, tidak bertambah, masih tetap 5 orang,” ujar Juru Bicara Covid 19 Pemerintah Aceh, Syaifullah Abdulgani, Rabu petang.
Kasus Covid-19 yang mewabah di Aceh saat ini memang masih kecil, tetapi kita ketahui bahwa penularan untuk virus ini sangat cepat jika ada kontak langsung dengan orang yang terjangkit.
Banyaknya warga Aceh yang hobi nongkrong di warung kopi menjadi perhatian pemerintah Aceh terhadap penularan virus yang semakin cepat.
Menindak lanjuti hal tersebut Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah bahkan sudah mengeluarkan kebijakan melarang masyarakat melakukan kegiatan yang mengundang keramaian.
Mirisnya, pasca pencabutan jam malam pada Sabtu 4 April 2020, kondisi Banda Aceh kembali ramai seperti biasanya.
Warung kopi yang menjadi pilihan warga dan mengabaikan protokol kesehatan. Dan hal tersebut dibenarkan oleh Kepala RUZA Banda Aceh, dr. Hanif.
“Semua masyarakat tahu protokol kesehatan seperti menjaga jarak fisik dan tidak boleh membuat kegiatan keramaian. Tapi belum semua patuh (aturan kesehatan),” kata Hanif pada Selasa 7 April 2020.
Padahal pemerintah sudah berupaya untuk menangani bahaya penularan ini. Kesadaran warga akan kesehatan mereka masih kurang, dilihat dari sisi lain seharusnya kita saling mendukung untuk memutus mata rantai virus ini.
Mendukung tenaga medis yang menjadi pahlawannya masyarakat dengan mengurangi kegiatan diluar rumah agar pasien di rumah sakit tidak betambah.
Tenaga kesehatan adalah para pahlawan yang mempertaruhkan kesehatan dan nyawa pada masa pandemi ini.
Seharusnya kita saling bahu membahu untuk saling mendukung melawan masa yang sulit seperti sekarang ini.
Dengan mengikuti aturan pemerintah untuk tetap dirumah saja agar dapat memutus mata rantai penularan virus Corana.
Mereka tenaga medis juga memiliki keluarga seperti halnya kita masyarakat pada umumnya. Tenaga kesehatan memiliki keluarga yang menjadi tanggung jawab mereka.
Para tenaga kesehatan ini juga seharusnya kita beri apresiasi atas apa yang telah mereka lakukan untuk menolong nyawa sesama manusia.
Tenaga medis di Aceh juga sudah berhasil menyembuhkan pasien poritif Covid-19. Dikabarkan ada tiga orang yang dinyatakan telah negatif setelah menjalani perawatan di RSUD Zainoel Arifin.
Ketiga pasien tersebut dirawat dengan tindakan medis yang ketat dirumah sakit tersebut sejak dinyatakan positif.
Dengan membuka mata terhadap keaadan seperti ini tenaga medis adalah pahlawan yang dapat membantu masyarakat.
Mereka berjuang menyembuhkan pasien, kita menjaga diri tetap aman untuk tidak menambah pasien positif.[]
Komentar